Bisnis Om Bob antara lain :
Pendiri dan pemilik tunggal Kem Chicks (supermarket)
Dirut PT Boga Catur Rata
Dirut PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
Dirut PT Kem Farms (kebun sayur)
dan masih banyak lagi
Berikut tulisan-tulisan Om Bob :
Bodoh vs Pintar versi Om Bob Sadino
1. Terlalu Banyak Ide
Orang "pintar" biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan.
Orang "bodoh" mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya.
2. Miskin Keberanian untuk memulai
Orang "bodoh" biasanya lebih berani dibanding orang "pintar", kenapa ? Karena orang "bodoh" sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Orang "pintar" telalu banyak pertimbangan.
3. Telalu Pandai Menganalisis
Orang "pintar" sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point.
Orang "bodoh" tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.
4. Ingin Cepat Sukses
Orang "pintar" merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkan hasil dengan cepat.
Orang "bodoh" merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.
5. Tidak Berani Mimpi Besar
Orang "Pintar" berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang "bodoh" tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.
6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi
Orang "Pintar" menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu.
Orang "Bodoh" berpikir, dia pun bisa berbisnis.
7. Berpikir Negatif Sebelum Memulai
Orang "Pintar" yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak.
Orang "bodoh" tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.
8. Maunya Dikerjakan Sendiri
Orang "Pintar" berpikir "aku pasti bisa mengerjakan semuanya".
Orang "bodoh" menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.
9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan
Orang "pintar" menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan.
Orang "bodoh" berpikir simple, "yang penting produknya terjual".
10. Tidak Fokus
Orang "pintar" sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan.
Orang "bodoh" tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.
11. Tidak Peduli Konsumen
Orang "pintar" sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke
berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen.
Orang "bodoh". Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.
12. Abaikan Kualitas
Orang "bodoh" kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka
tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru.
Orang "pintar" sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.
13. Tidak Tuntas
Orang "pintar" dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang.
Orang "bodoh" mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.
14. Tidak Tahu Pioritas
Orang "pintar" sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan.
Orang "bodoh" Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas.
15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas
Banyak orang "bodoh" yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis.
Banyak orang "pintar" malas untuk berkerja keras dan sok cerdas.
16. Mencampuradukan Keuangan
Seorang "pintar" sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.
17. Mudah Menyerah
Orang "Pintar" merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan.
Orang "bodoh" seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.
18. Melupakan Tuhan
Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan TUHAN. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.
19. Melupakan Keluarga
Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga.
20. Berperilaku Buruk
Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diatas kakinya sendiri.
Sumber : Bob Sadino
0 komentar:
Posting Komentar